Kisah sukses Soichiro Honda
Sochiro
Honda lahir sebagai anak pertama seorang pandai besi bernama Gihei
Honda, pada 1906 di sebuah desa kecil bernama Komyo (sekarang bernama Tenryu), Jepang.
Ia tidak mengenyam pendidikan formal memadai dan tidak cemerlang di
sekolah. Namun memiliki semangat dan cita-cita yang sangat tinggi.
Berbagai
literatur menyebutkan bahwa awal ketertarikannya pada dunia mesin
diawali pada usia yang sangat muda. Pada tahun 1922 dia bekerja pada
bengkel Art Shokai, tidak meneruskan keahlian ayahnya sebagai seorang
pandai besi. Pekerjaannya tidak langsung berhubungan dengan mesin
seperti yang dia inginkan namun sebagai seorang tenaga cleaning service
sambil mengasuh bayi dari pemilik bengkel, sampai pemilik bengkel
menemukan bakat Honda yang sesungguhnya. Enam tahun kemudian dia
dipercaya membuka bengkel cabang Art Shokai di Hamamatsu. bengkel itulah yang membuka jalan selanjutnya.
Awalnya,
dia merasa bahwa bengkel miliknya adalah yang satu-satunya di kota itu,
namun tak lama kemudian dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dia tidak
sendirian. Segera muncul pesaing-pesaing baru namun ia memiliki 2
langkah untuk memenangkan persaingan. Pertama ia menerima perbaikan yang
ditolak sebelumnya oleh bengkel lainnya dan kedua adalah bekerja
secepat mungkin sehingga pelanggan tidak butuh waktu lama untuk
menunggu.
Namun
Sochiro bukan tipe yang puas dengan satu keberhasilan. Dia banyak
menginginkan gagasan yang perlu diwujudkan. Contohnya ide membuat velg
dengan jari-jari logam menggantikan jari-jari kayu. Obsesinya membuat
ring piston
yang saat itu masih sulit untuk didapat. Masa itu, buatan luar negeri
jarang yang sempurna dan sukar dibuat. Ring piston itulah yang membuat
dirinya kembali ke sekolah pada usia 28 tahun setelah bergulat dengan
berbagai macam percobaan, ring piston yang dibuatnya tidak sesuai
harapannya. Butuh tiga tahun untuk mewujudkan proyek ring piston ini.
Namun di masa perang dunia akhirnya menjadi penyuplai industri militer.
Setelah perang usai, ia muncul ide memasang mesin pada sepeda yang merupakan cikal bakal sepeda motor
di kemudian hari. Awalnya ia memanfaatkan mesin-mesin bekas perang.
Sewaktu buatannya dijual, respon masyarakat luar biasa. Dagangannya
cepat laku hingga mendorongnya untuk membuat sepeda motor yang
sebenarnya. Pada 24 September 1948 didirikannya Honda Motor Company. Prototype pertamanya sendiri lahir pada Agustus 1948 yang dinamai "Dream" (Seperti halnya spirit dan filosofi Honda Company, "The power of The Dream").
Meski
sepeda motornya sukses, Honda ternyata terbentur masalah finansial
bahkan terancam bangkrut. Ia memang seorang penemu dan mekanik yang
hebat namun tidak pandai mengelola keuangan. Inilah yang kemudian
mempertemukan dirinya dengan Takeo Fujisawa
orang yang sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnis Honda
selanjutnya. Saat itu Honda berusia 42 Tahun dan Fujisawa berusia 38
tahun. Dengan mimpi dan keinginannya untuk menjangkau dunia, dan itulah
yang terjadi selanjutnya sehingga produk-produk Honda tak hanya menjadi
nomor 1 di Jepang tetapi juga di Amerika dan di belahan lainnya.
Di mata karyawannya, Sochiro terkenal keras, bahkan tak jarang dia "main tangan"
dalam arti yang sesungguhnya. Bekerja dengan Sochiro berarti ada dua
pilihan: pindah ke perusahaan lain atau belajar dengannya. Satoshi Okubo, salah seorang chairman Honda, seperti yang dikutip Robert L Shook dalam bukunya, Honda an American Succes Story, mengatakan : "pada
tahun 1950-an tidak banyak lowongan pekerjaan pada perusahaan besar.
Saya ingat ucapan Sochiro Honda dihadapan karyawan baru bahwa perusahaan
lain mungkin tidak mempertimbangkan anda, tapi kami percaya pada anda
semua, kalau ingin keluar silakan. Beritahu kami jika ada yang tidak
puas dan kalau ada kesempatan yang lebih baik silakan ambil". Namun kekerasan Sochiro biasanya mencair ketika acara minum sake bersama. Di saat itu dia dikenal menjadi murah hati dan penuh welas asih.
Selain
mencintai dunia permesinan, Sochiro sendiri tergila-gila dalam dunia
balap. Itu pula yang kemudian menjadi kunci suksesnya. Dari arena balap,
dia mendapatkan masukan berharga bagi pengembangan produknya. Bahkan
ketika baru memasuki dunia pembuatan mobil pada tahun 1962, hanya 2 tahun sesudahnya, ia langsung merealisasikan idamannya, terjun di arena Formula 1.
Sedangkan di kancah produksi massal, Honda menelurkan produk yang
sangat disukai pasar, hemat bahan bakar dan berkecepatan tinggi, yang
menjadi trade merk Honda hingga sekarang.
Pengagum Napoleon Bonaparte ini dikenal sebagai antinepotisme. Ia tidak suka menempatkan keluarganya di posisi penting begitu saja. Ketika ia pensiun pada 1973, ia menyerahkan pimpinannya pada Kiyoshi Kawashima.
Sochiro meninggal pada tahun 1991 di usia 84 akibat penyakit liver.
Meninggalkan istrinya, Sachi dan seorang anak laki-laki serta dua anak
perempuan.
REFERENSI : TERAKREDITASI
0 comments