Thursday, April 21, 2016
no image

NASEHAT SUNAN BONANG DALAM BUKU ‘HET BOOK VAN BONANG’

Januari 26, 2013
 
 
 
 
 
 
9 Votes


Sunan Bonang
Buku ini ada di perpustakaan / Mesium Leiden, Belanda , yang menjadi salah satu dokumen langka dari jaman Walisongo. Kalau tidak dibawa Belanda, mungkin dokumen yang amat penting itu sudah lenyap. Buku ini ditulis oleh Sunan Bonang pada abad 15 yang berisi tentang ajaran- ajaran Islam.
Dalam naskah kuno itu diantara nya menceritakan tentang Sunan Ampel memperingatkan Sunan Kalijogo yang masih melestarikan selamatan. ” Jangan ditiru perbuatan semacam itu karena termasuk BIDA’H ”.
Sunan Kalijogo menjawab : “ Biarlah nanti generasi setelah kita ketika Islam telah tertanam di hati masyarakat yang akan menghilangkan budaya tahlilan itu ”.
Dalam buku Kisah dan Ajaran Wali Songo yang ditulis H. Lawrens Rasyidi, dan diterbitkan ‘Penerbit Terbit Terang’ – Surabaya, juga mengupas panjang lebar mengenai masalah ini . Dimana Sunan Kalijogo, Sunan Kudus , Sunan Gunungjati, dan Sunan Muria (kaum abangan), berbeda pandangan mengenai adat istiadat dengan Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Giri dan Sunan Drajat (kaum putihan) .
Sunan Kalijogo mengusulkan agar adat istiadat lama seperti selamatan, bersaji (Sesaji), wayang, dan gamelan, disispkan ajaran Islam.
Sunan Ampel berpandangan lain : “ Apakah tidak mengkhawatirkan di kemudian hari bahwa adat istiadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai ajaran yang berasal dari agama Islam ? Jika hal ini dibiarkan nantinya akan menjadi BID’AH ?
Sunan kudus menjawabnya bahwa ia mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada yang menyempurnakannya (hal 41, 64) .
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati, dan terutama Sunan Giri, berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan ajaran Islam secara murni, baik tentang aqidah maupun ibadah. Dan mereka menghindarkan diri dari bentuk singkretisme (mencampurkan) ajaran Hindu dan Budha dengan Islam .
Tetapi sebaliknya Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kalijaga mencoba menerima sisa-sisa ajaran Hindu dan Budha di dalam menyampaikan ajaran Islam.
Sampai saat ini budaya itu masih ada di masyarakat kita , seperti sekatenan , ruwatan , shalawatan , tahlilan , upacara tujuh bulanan, dll .
3efkjoll
Read more
no image


Ada banyak cara untuk menukur durasi  cam atau noken as. Berikut adalah langkah yang biasa saya gunakan untuk pengukuran durasi cam:
  1. seat to seat (STS)
  2. Inggris
  3. Jepang
Alat alat yang dibutuhkan untuk mengukur durasi cam adalah busur derajat dan dial indikator

Dasar pehitungan durasi camshaft dimulai ketika kepala klep terangkat dan diakhiri saat klep tertutup dengan sempurna, itulah 1 periode kerja klep. Alat yang digunakan untuk mengukur pergerakan klep tersebut adalah dial gauge. Alat ini dipasang di lubang pemeriksaan celah klep dan tepat diujung kaki klep. Kita juga memerlukan busur derajat untuk mengetahui berapa derajat posisi putaran mesin yang dipasang pada poros kruk as.
Berikut model perumusan perhitungan durasi cam:
  1. Untuk STS, penghitungannya dimulai saat klep terbuka 0,02 mm sampai 0,02 mm sebelum klep tertutup.
  2. Teknik Inggris yang mulai ukurannya dari 1,25 mm (klep terbuka) dan selesai 1,25 mm sebelum klep tertutup.
  3. Teknik Jepang pencatatannya diawalai setelah klep baru menganga 1 mm dan berakhir 1 mm sebelum klep tertutup.
Sebagai contoh, biasanya saya menggunakan teknik jepang. Yaitu sebagai berikut :Misalnya 1 putaran mesin adalah 360°, setelah klep in terangkat 1 mm angka di busur derajatnya 20º sebelum TMA (titik mati atas).
Sedangkan pada waktu 1 mm sebelum klep tertutup, busur derajatnya mengarah ke sudut 40º setelah TMB (titik mati bawah). Dari data tersebut diatas, gubakan rumus nilai sebelum TMA (A) + 180º (TMA ke TMB) + nilai setelah TMB (B) yang nanti hasilnya adalah 240º.
Itulah hasil untuk perhitungan dari klep in, Sedangkan perhitungan klep ex begini perhitungannya. Misal klep terbuka 40º sebelum TMB dan 40º setelah TMA (dasar perhitungannya tetap setelah klep terbuka 1 mm dan berakhir pada 1 mm sebelum tertutup).
Dengan rumus nilai sebelum TMB (C) + 180º (TMB ke TMA) + nilai setelah TMA (D), hasilnya 260º. Setelah didapat nilai durasi klep in dan ex, Dan hasil dari perhitungan in dan ex diperoleh hasil 250º. Ini dari = 240º+260º/: 2 = 250º.
Begitulah cara mengukur durasi cam untuk korek motor anda. banyak cara lain diluar, namun begitulah yang biasa saya pakai.
Read more